Kerusakan Serat
7.4.1. Kerusakan
Serat Selulosa
Setelah mengalami berbagai proses, ada
kemungkinan selulosa mengalami kerusakan baik secara mekanik maupun secara
kimia.
Selulosa
dapat dipengaruhi oleh asam kuat, oksidator, alkali kuat pekat maupun
jamur dan hama.
Asam akan menghidrolisa selulosa menjadi hidroselulosa. Oksidator akan
mengoksidasi selulosa menjadi oksiselulosa. Alkali pekat akan
menggelembungkan selulosa, Jamur hama
dapat memutuskan
rantai-rantai selulosa.
Hidroselulosa
Apabila selulosa
diserang oleh asam HCl dan H2SO4 maka terjadilan reaksi hidrolisa yang mengambil tempat pada
jembatan, glukosida, sehingga terjadi pemutusan rantai molekul. Reaksi
hidrolisa terlihat pada gambar 6 – 2.
Kedua
jenis senyawa hidrolisa tersebut menyebabkan penurunan kekuatan tarik
oleh karena rantai molekul menjadi lebih pendek. Pengerjaan dengan asam memungkinkan
memberikan senyawa hidroselulosa jenis B.
Tetapi
apabila pengeringan suhu tinggi atau dikerjakan pengalkalian yang kedua-duanya
berhubungan dengan udara, maka akan terbentuk senyawa hid roselulosa jenis C.
Senyawa hidroselulosa jenis B mudah
dibedakan dengan senyawa jenis C oleh karena
senyawa tersebut mempunyai daya reduksi yang besar tetapi daya serat terhadap alkali dan zat warna basa kecil.
Sedangkan senyawa hidroselulosa jenis C mempunyai daya reduksi yang
kecil tetapi mudah larut dalamalkali dan daya serap terhadap zat warna basa
adalah besar
Gambar 7 – 2
Reaksi Hidrolisa Selulosa
Reaksi Hidrolisa Selulosa
Oksiselulosa
Ada
beberapa tingkatan reaksi oksidasi seperti terlihat pada gambar 6 – 3. Pada
oksidasi sederhana misalnya oleh NaOCl dalam suasana asam, tidak terjadi
pemutusan rantai tetapi hanya terjadi pembukaan cincin glukosa seperti jenis
D. Dalam hal ini pernurunan kekuatan tarik tidak besar seperti jenis D. Dalam
hal ini penurunan kekuatan tarik tidak besar, oleh karena itu pengelantangan
rayon biasanya dilakukan dalam keadaan asam. Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali,
sudah pasti akan mengakibatkan pemutusan rantai
molekul dan
memberikan hasil jenis F. Dengan demikian kekuatan tarik akan turun. Kedua jenis senyawa
ini mempunyai daya reduksi karena mempunyai gugus aldehida.
Bila pengerjaan dengan
alkali tersebut berhubungan dengan udara, maka oksidasi terjadi serentak memberikan hasil jenis G yang mempunyai gugus COOH,
sehinggga mempunyai daya absorbsi terhadap Metylene-blue.
Pada pengerjaan dengan
alkali secara normal, dengan adanya udara, pada umumnya terjadi hasil campuran sedikit jenis G disamping jenis F. Pada oksidasi yang komplex misalnya oleh NaOCl dalam
suasana alkali, reaksireaksi di atas
terjadi bersama-sama terutama terbentuk jenis G dengan campuran jenis F.
Untuk Oksiselulosa
jenis D dan E, kekuatan tariknya hampir tidak berubah, tetapi viskositasnya dalam kupro
amonium hidroksida menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan karena alkali yang
ada dalam larutan tersebut masih cukup untuk memutuskan rantai selulosa yang
cincin glukosanya telah terbuka, walaupun penurunan viskositasnya ini tidak
sebesar jenis F dan G.
Penggelembungan
selulosa
Seperti telah diketahui, selulosa alam terdiri dari bagian-bagian yang
kristalis dan
bagian-bagian yang amorf. Bagian-bagian kristalin ini demikian kompak sehingga tak dapat ditembus oleh molekul-molekul
yang sangat kecil, misalnya molekul air. Bila selulosa direndam dalam
air, molekul air hanya dapat masuk sampai daerah amorf dan permukaan bagian
kristalin.
Dengan menambahkan zat-zat
penggelembung seperti NaOH, terjadi penggelembungan
serat. Bila konsentrasi NaOH ini cukup pekat yaitu 13% pada suhu 200C
bagian kristalin mulai menggelembung dan terjadi perubahan kisi-kisi kristal menjadi Selulosa II yang
permanen (kisi-kristal selulosa alam I = selulosa).
Dalam teori, selulosa yang
menggelembung ini tidak mengalami degradasi, hanya
mempunyai daya serap dan reaktifitas yang lebih besar daripada asalnya.
Tetapi dalam praktek mungkin terjadi pula degradasi, terutama bila berhubungan
dengan udara dan terjadi oksiselulosa.
Analisa-analisa kerusakan serat selulosa
Untuk menilai kerusakan selulosa tidak
dapat dilakukan hanya satu macam pengujian
saja, tetapi harus beberapa macam pengujian. Di bawah ini dibicarakan
secara singkat mengenai analisa dari pengujian tersebut.
1. Pengujian untuk
penggelembungan selulosa
-
Seng
khlorida – yodium
-
Bilangan
barium (Barium aktivity number)
-
Perhitu
ngan dekonvulasi (Deconvulution Count)
-
Pencelupan
dengan zat warna tertentu
2. Pengujian untuk
pemutusan rantai molekul
-
Fluiditas
dalam kumproamonium
3. Uji gugus
aldehida
-
Larutan
fehling
-
Bilangan
tembaga
4. Uji gugus karboksilat
-
Uji
biru turnbull
-
Penyerapan
metilena blue
-
Metode
kalsium asetat
-
Kelarutan
dalam natrium hidroksida
-
Alkalinitas
dari abu selulosa
-
Penentuan
selulosa
5. Pengujian untuk
kerusakan kutikula
-
Uji
merah Kongo (Congo red)
-
The
Extrusion-test
-
Penodaan
merah rutenin
7.4.2.
Kerusakan Serat Wol
Kerusakan serat
wol lebih kompleks daripada selulosa. Seperti telah diketahui wol mempunyai
jembatan sistina, jembatan garam dan rantai polipeptida. Wol dapat diserang oleh alkali, oksidator, khlor,
reduktor, hama
dan jamur. Kerusakan dapat terjadi
pada sifat elastik, sistina, jembatan garam dan rantai polipeptida.
Kerusakan pada sifat elastik
Alkali menyebabkan wol
larut, gas khlor merubah wol menjadi membran yang elastik dan sangat mulur yang
larut perlahan-lahan dalam air. Kehilangan sifat elastik membawa konsekuensi :
-
Bahan
menjadi lebih mudah diserang asam dan lebih mudah dicelup
-
Sisik-sisik melekat satu sama lain dan mudah hilang karena
gesekan sehinga
merugikan sifat pemakaian wol.
Kerusakan pada sistina
(jembatan disulfida)
Ada tiga macam reaksi sistina
yaitu :
1.
Reaksi
oksidasi
Disulfoksida
masih dapat bereaksi dengan timbal asetat membentuk Pbs yang berwarna
coklat tua. Sedangkan tingkat terakhir dari oksidasi (RSO2 SO2R) tidak dapat bereaksi.
Reaksi ini terjadi pada oksidasi dengan H2O2.
2.
Reaksi
hidrolisa
Hasil akhir R’CH2SOH larut dalam alkali
sehingga kerusakan karena alkali bertambah tinggi. H2S yang terjadi dapat
bereaksi dengan timbal-asetat membentuk PbS.
Reaksi ini terjadi
karena hidrolisa oleh uap air atau air mendidih atau oleh alkali. Kerusakan
oleh sinar matahari merupakan campuran oksidasi dan hidrolisa.
3. Reaksi reduksi
Reaksi terjadi
selama pengerjaan dengan natrium sulfit atau bisulfit.
Oksidasi mengurangi
jumlah belerang, belerang yang bereaksi menjadi belerang bebas
dan dalam beberapa hal belerang yang bereaksi menjadi H2S. Oksidasi juga menaikkan kadar sulfat, kadar belerang yang
larut dalam alkali dan
jumlah zat yang larut dalam alkali.
Kerusakan
pada jembatan garam
Hidrolisa
jembatan garam disebabkan oleh pengaruh uap air, asam, air mendidih dan agak sedikit
oleh pengerjaan dengan alkali. Cara penentuan kerusakan
ini berdasarkan pada jumlah zat yang terlarut dalam alkali, dan kadar
amina sebagai RNHR dan R-HN2-OOC-R.
Pengerjaan dengan
asam tidak menyebabkan pengrusakan struktur serat, tetapi
menyebabkan pembentukan garam, dan berikatan dengan gugus amina sehingga menurunkan
bilangan yodium. Oksidasi, reduksi, pengaruh sinar, pengaruh uap, semua cenderung
menaikkan kelarutan wol dalam alkali.
Kerusakan pada rantai
peptida
Pemutusan rantai
peptida menjadi lebih pendek dapat disebabkan oleh uap air, asam,
air mendidih dan lain-lain. Efek kimianya sama seperti yang dihasilkan oleh kerusakan pada gugus
amina dan jembatan garam.
Penggunaan viskositas untuk mengetahui pemutusan rantai
molekul wol ternyata
tidak berhasil
Kerusakan pada gugus amina
Diazotasi dan
pemecahan senyawa diazo menyebabkan penurunan kadar amino primer dan karena itu mengurangi
daya celup dengan zat warna asam. Bilangan yodium juga turun. Oksidasi juga
mengurangi kadar amino.
Analisa-analisa yang
dilakukan
Untuk
memeriksa kerusakan wol dapat dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian
pada sifat elastik
-
Reaksi
Allworden
-
Penetrasi penodaan (stain penetration)
2. Pengujian
kerusakan sistina
-
Jumlah
sulfur
-
Sulfur
yang larut dalam alkali
-
Sulfur
yang larut dalam alkali
-
Sulfur
yang bereaksi sebagai S bebas
-
Sulfur yang bereaksi sebagai H2S (dengan timbal asetat membentuk PbS)
-
Diagram mulur dan kekuatan (persentase relative works).
3. Pengujian
kerusakan jembatan garam
-
Jumlah
nitrogen
-
Zat
terlarut dalam alkali
-
Nilai
yodium
-
Diagram mulur dan kekuatan (persentase relative works)
4. Pengujian
untuk pemutusan rantai peptida
-
Hasil tidak normal pada pengujian zat terlarut dalam
alkali, reaksi nitrogen.
-
Hasil
yang tak normal dari diagram mulur dan kekuatan.
5. Pengujian
reaksi nitrogen
-
Uji
ninhidrin
6. Pengujian
kerusakan karena sinar
7.
Pengujian
kerusakan karena asam
8.
Pengujian
kerusakan karena oksidat
9. Pengujian
kerusakan wol secara umum
-
Pemeriksaan
dengan mikroskop
-
Penggelembungan
dalam air
-
Jumlah
zat terlarut dalam alkali
10.
Pengujan
secara kimia – fisika
-
Persentase penurunan kerja pada diagram mulur dan kekuatan
pada penaikkan
konsentrasi asam
-
Supercontraction
-
Permanent
set
7.4.3. Kerusakan Sutera
Sutera dapat rusak
karena pengaruh asam, alkali, oksidasi dan sinar. Kerusakan sutera
dapat terjadi pada jembatan garam, pemecahan rantai karena alkali, pemutusan rantai karena
oksidasi dan sinar.
1. Kerusakan pada jembatan
garam
Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
asam, menghasilkan kenaikan penggelembungan dalam alkali.
2.
Pemecahan
rantai molekul karena serangan alkali.
3. Pemutusan
rantai karena oksidasi dan pengaruh sinar matahari
Analisa-analisa yang dilakukan untuk
mengetahui kerusakan sutera :
-
Kadar
nitrogen, sutera murni mengandung kira-kira 18,5% nitrogen
-
Penodaan
untuk membedakan serisin dan fibroin
-
Pengujian
fluiditas, untuk mengetahui pemutusan rental molekul
7.4.4.
Kerusakan Serat Rayon Asetat
Rayon asetat mudah dipengaruhi oleh
alkali dan air panas, menyebabkan hidrolisa selulosa asetat menjadi selulosa
biasa. Hidrolisa ini kadang-kadang diikuti oleh pengrusakan selulosa menjadi
hidro dan oksiselulosa.
Penyabunan rayon asetat terjadi
apabila gugus asetil terhidrolisa menjagi gugus –CH2OH dan garam asetat seperti
reaksi di bawah ini :
Analisa - analisa yang dilakukan untuk
mengetahui kerusakan serat karena :
1.Penyabunan asetat
-
Penodaan
dengan zat warna tertentu
-
Pelarutan
dalam aseton
2.Pengujian adanya
gugus aldehida
3.Pengujian adanya gugus
karboksilat
4.Pengujian viskositas atau
fluiditas
Pengujian fluiditas dilakukan untuk
mengetahui pemutusan rantai molekul.
7.4.5. Kerusakan Serat-serat
Sintetik
Beberapa serat
sintentik tidak tahan terhadap asam, alkali, oksidasi dan suhu tinggi, sehingga
terjadi hidrolisa atau pemutusan rantai molekul, menyebabkan kekuatan tarik
menurun.
Lucky 5 Slots - Online casino for real money at
BalasHapusLucky 5 Slots is the new online gambling site fun88 vin from Malta Ltd. Ltd., located in Malta. The game leovegas provider has brought its brand to the Indian market, starvegad
Top 10 best slots - JTG Hub
BalasHapusThe casino games 제천 출장안마 are based on real casino rules and bonuses with the best 제주도 출장안마 slots 세종특별자치 출장샵 available. They have a huge payout percentage, which can vary from 이천 출장안마 $2,500 충주 출장샵 to