Arsip Blog

Senin, 10 Februari 2014

ZAT WARNA ALAM (NATURAL DYES) SMK TEKSTIL TEXMACO PEMALANG



Z A T  W A R N A  A L A M  (N A T U R A L  D Y E S)

Zat warna alam mulai banyak dimanfaatkan sebagai alternatif dari penggunaan zat warna sintetis, walaupun zat warna sintetis lebih praktis dan ekonomis. Hal ini didorong oleh adanya isu back to nature. Penggunaan zat warna alam juga memberikan pilihan warna yang beragam. Masing-masing tanaman menghasilkan corak warna yang lembut dan beragam. Satu tanaman dapat menghasilkan 5 hingga 15 corak warna yang berbeda. Warna-warnanya halus dan cenderung harmonis satu dengan yang lain. Pencelupannya menghasilkan warna yang sangat sulit untuk ditiru atau diulang, bahkan oleh pengrajinnya sendiri.
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan merupakan pendorong utama penggunaan zat warna alam. Zat warna alam lebih ramah lingkungan dibanding zat warna sintetik. Obat bantu yang digunakan relatif aman. Larutan celupnya dapat dinetralisir menggunakan asam maupun basa sebelum dibuang ke lingkungan.
Zat warna alam dibedakan menjadi dua golongan, yaitu subtantif dan ajektif. Zat warna subtantif dapat mewarnai serat tanpa proses Mordanting terlebih dahulu, misalnya indigo. Penggunaan Mordant pada zat warna subtantif akan meningkatkan potensi warna dan mempercepat proses pewarnaan.
Zat warna ajektif membutuhkan penggunaan mordant untuk memperkuat warna dan menjadikannya permanen. Sebagian besar zat warna alam tergolong dalam kelompok zat warna ajektif. Namun harus diperhatikan bahwa sebenarnya semua zat warna alam dapat digunakan tanpa mordant, walaupun tahan cuci, tahan gosok dan tahan sinarnya sangat rendah serta potensi warnanya terbatas.
Mordant merupakan garam logam atau garam mineral yang ditambahkan pada larutan celup untuk meningkatkan intensitas warna atau mengubah warna. Mordant juga berperan penting dalam menghasilkan celupan yang lebih tahan cuci dan tahan sinar. Penggunaan Mordant yang berbeda pada suatu zat warna alam akan menghasilkan warna yang berbeda pula.
Umumya serat di-preMordant dengan tawas yang tidak mempengaruhi warna yang dihasilkan. Tawas juga meningkatkan tahan cuci dan tahan sinar. Mordant yang lain dapat mengubah warna larutan celup. Penggunaan Mordant yang terlalu banyak dapat mengakibatkan kerusakan serat. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Mordanting :
1.     Jangan memasukkan kain ke dalam larutan celup sebelum Mordant dilarutkan. Hal ini juga melindungi serat dari kerusakan akibat konsentrasi bahan kimia yang terlalu tinggi.
2.     Jangan memasukkan kain kering ke dalam larutan celup, untuk menghindari pencelupan yang tidak rata dan bergaris-garis.
3.     Untuk mendapatkan hasil celupan yang sama, catat baik-baik semua proses pencelupan.
Proses pre-Mordanting dilakukan sebelum pencelupan. Pada umumnya dilakukan dengan tawas. Dapat juga dilakukan dengan tembaga sulfat. Setelah Mordanting, serat dapat disimpan dalam keadaan kering maupun basah. Dalam keadaan basah, serat dalam disimpan selama 6 minggu dalam udara terbuka untuk mencegah timbulnya jamur. Penyimpanan dalam keadaan kering dapat dilakukan begitu saja tanpa perlakuan tertentu. Prosesnya berlangsung sebagai berikut :
1.   Bahan direndam beberapa jam hingga benar-benar jenuh.
2.   Siapkan air dalam wadah, sehingga seluruh kain dapat terendam.
3.   Masukkan larutan Mordant dalam wadah tersebut.
4.   Masukkan kain yang telah dibasahi, simpan pada suhu kamar.
5.   Suhu larutan dinaikkan perlahan-lahan hingga hampir mendidih, dipertahankan selama 1 jam.
6.   Sesekali, aduk larutan perlahan-lahan.
7.   Angkat dan biarkan mendingin, diamkan selam semalam.
8.   Angkat kain dan tiriskan. Kain telah siap dicelup atau disimpan (basah atau kering).
Mordant dapat juga ditambahkan dalam larutan celup, sehingga proses Mordanting dan pencelupan berlangsung bersamaan dalam sebuah wadah. Keuntungannya, kain hanya diproses sekali. Proses ini sangat cocok digunakan pada kain sutra yang cepat mengalami kerusakan serat dengan keberadaan bahan kimia. Selain itu, proses tersebut hemat waktu. Metode ini dapat menghasilkan warna celupan yang berbeda untuk satu zat warna. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1.   Siapkan larutan celup dengan zat warna yang dikehendaki.
2.   Bagi dalam beberapa wadah.
3.   Masukkan Mordant yang berbeda ke dalam wadah-wadah tersebut, hingga terjadi perubahan warna (jumlahnya berbeda untuk masing-masing Mordant).
4.   Kain basah dimasukkan ke dalam masing-masing larutan.
5.   Suhu larutan dinaikkan perlahan-lahan hingga hampir mendidih selama 1 jam.
6.   Larutan didinginkan, kain dicuci dalam sabun netral.
7.   Kain dijemur di tempat yang teduh.
Saddening dan blooming merupakan proses Mordanting yang dilakukan setelah kain dicelup. Metode ini biasa digunakan untuk mengatur warna celupan. Saddening biasa dilakukan dengan ferrous sulphate dan blooming menggunakan timah agar diperoleh warna yang cerah. Keuntungan metode ini adalah tidak terjadi kontak yang terlalu lama antara serat dan bahan kimia, sehingga tidak mempengaruhi kualitas serat tersebut. Prosesnya berlangsung sebagai berikut :
1.   Siapkan larutan celup dan masukkan kain yang telah dibasahi.
2.   Naikkan suhu perlahan-lahan, biarkan mendidih selama 1 jam.
3.   Angkat kain.
4.   Masukkan ke dalam larutan Mordant.
5.   Masukkan kembali kain ke dalam larutan celup, diamkan selama 5-15 menit.
6.   Angkat kain, bilas dan cuci dalam larutan sabun netral.
7.   Bilas kembali dalam 5 liter air dan 1 sdm cuka untuk menetralisir ferrous sulphate dan timah tanpa mempengaruhi kualitas warna.
Wol merupakan serat yang paling mudah dicelup dengan zat warna alam. Wol paling banyak digunakan karena berbagai alasan, relative murah, selalu tersedia, luas penggunaannya, mudah pengerjaannya, dan dapat menyerap zat warna dengan baik. Warna yang dihasilkan mempunyai ketahanan cuci dan ketahanan sinar yang baik jika digunakan Mordant yang sesuai.
Sutra juga dapat dicelup dengan zat warna alam. Penggunaan alkali harus diperhatikan secara seksama, karena alkali dapat merusak serat sutra. Selain itu, sutra juga tidak dapat dikerjakan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama karena akan menurunkan kualitasnya. Pencelupan dengan zat warna alam akan memberikan warna yang tajam, lebih-lebih jika didahului oleh proses pre-Mordant. 
Katun dan linen mempunyai afinitas yang berbeda terhadap zat warna alam. Berbeda dengan serat protein seperti wol dan sutra, katun dan linen kurang dapat menyerap zat warna alam, walaupun digunakan larutan celup yang lebih kuat. Hasil yang dicapai kurang memuaskan, seringkali tidak rata. Ketahanan cuci dan ketahanan sinarnya juga kurang baik.
Pencelupan serat sintetis tidak memerlukan perhatian yang khusus. Sebagian besar serat akrilik dapat menyerap zat warna alam, terkadang memberikan hasil celupan yang lebih cerah dibanding wol. Nilon juga dapat dicelup dengan zat warna alam, walaupun hasilnya lebih lemah. Pencelupan pada suhu tinggi tidak akan merusak serat sintetis, oleh karena itu pencelupan yang berulang-ulang untuk mendapat warna yang lebih kuat tidak menjadi soal.
Semua serat yang akan dicelup harus bersih dari kanji, minyak, atau kotorsn yang lain. Sebelum dicelup, hendaknya serat dicuci dengan sabun netral. Proses pencelupan dengan zat warna alam berlangsung sebagai berikut :
1.     Zat warna dalam bentuk mentah hendaknya dihancurkan sehingga proses ekstraksi zat warna lebih sempurna.
2.     Masukkan ke dalam wadah, tambahkan air sehingga semua bahan mentah tersebut terendam dan diamkan selama semalam.
3.     Naikkan suhu secara perlahan-lahan hingga mendidih.
4.     Didihkan selama 30-60 menit, sesuai dengan ketuaan warna yang diinginkan.
5.     Biarkan larutan celup mendingin hingga suhu kamar.
6.     Masukkan bahan yang telah dibasahi ke dalam larutan celup.
7.     Naikkan suhu hingga mencapai titik didih.
8.     Pencelupan dilanjutkan dalam keadaan mendidih selama 45 menit atau hingga dicapai warna yang diinginkan.
9.     Jika proses Mordanting akan dilakukan bersamaan, masukkan larutan Mordant setelah 30 menit pencelupan.
10.  Angkat kain dari larutan celup, tambahkan larutan Mordant, kemudian masukkan kembali kain ke dalam larutan celup.
11.  Diamkan kain dalam larutan hingga mendingin.
12.  Bilas dalam air yang mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar