Zat Warna Direk
Zat
warna direk dikenal juga sebagai zat warna substantif, mempunyai afinitas yang tingi terhadap serat selulosa. Beberapa
diantaranya dapat mencelup serat protein, seperti wol dan sutra.
Nama dagang zat warna direk adalah :
-
Benzo (Bayer)
-
Diazol (Francolor)
-
Solar (Sandoz)
-
Cuprophenyl (Ciba
Geigy)
-
Direct (Sumitomo)
-
Chlorasol (I.C.I)
9.6.1. Sifat-sifat
Zat warna direk termasuk golongan zat warna yang larut
dalam air. Sifat utama dari zat warna direk
adalah ketahanan cucinya kurang baik, ketahanan sinarnya cukup,
beberapa di antaranya cukup baik.
Untuk
memperbaikinya sesudah pencelupan sering dilanjutkan dengan pengerjaan iring.
Selain itu zat warna direk juga tidak tahan terhadap oksidasi dan reduksi. Kerataan pencelupannya berbeda-beda,
sehingga zat warna direk dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Golongan A
Zat warna
direk yang termasuk golongan ini mudah bermigrasi, sehingga mempunyai daya perata yang tinggi. Pada permulaan
pencelupannya mungkin tidak rata akan tetapi dengan pendidihan yang
cukup akan diperoleh hasil pencelupan yang rata.
Golongan B
Zat warna direk yang termasuk golongan ini mempunyai daya perata yang rendah, sehingga pada penyerapannya perlu diatur dengan penambahan suatu
elektrolit. Apabila pada permulaan pencelupannya
memberikan hasil yang kurang rata, maka akan sulit untuk
memperbaikinya.
Golongan
C
Zat warna direk yang termasuk golongan ini mempunyai daya perata yang rendah dan sangat peka terhadap elektrolit. Penyerapan sangat baik
walaupun tanpa penambahan elektrolit, akan tetapi perlu pengaturan
suhu pencelupan.
9.6.2. Mekanisme Pencelupan
Serat
selulosa tidak mengandung gugus polar yang dapat mengadakan suatu ikatan dengan zat warna direk, sehingga antara zat
warna direk dengan selulosa merupakan
ikatan yang disebabkan oleh gaya fisika saja.
Selain itu terjadi juga ikatan
hidrogen antara gugus hidroksil dalam molekul serat selulosa dengan
gugusan amina pada zat warna direk, seperti reaksi berikut :
R – N – H--------------- O
– selulosa atau
~ ~
H H
R – H---------------------
HO selulosa
~
N.R
9.6.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh
9.6.3.1. Pengaruh Elektrolit
Penambahan elektrolit ke dalam larutan celup akan menambah penyerapan
zat warna, walaupun kepekaan tiap zat warna berbeda-beda.
Pada gambar terlihat bahan zat warna direk A
kurang peka terhadap penambahan elektrolit, sedang zat warna direk B
sangat peka. Di dalam larutan, selulosa bermuatan negatif sehingga akan menolak ion negatif dari zat warna
direk. Penambahan elektrolit akan mengurangi atau menghilangkan muatan
negatif dari serat, sehingga molekul-molekul zat warna akan tertarik oleh
serat.
Semakin banyak gugusan sulfonat terkandung dalam zat warna direk tanpa penambahan
elektrolit akan mencelup dengan hasil yang sangat muda.
Gambar
9 – 2
Pengaruh Elektrolit pada Penyerapan Zat Warna Direk
Pengaruh Elektrolit pada Penyerapan Zat Warna Direk
9.6.3.2. Pengaruh Suhu
Peristiwa pencelupan adalah peristiwa keseimbangan yang
eksotermik. Pada suhu yang lebih tinggi, jumlah zat warna yang dapat diserap
oleh serat pada keadaan setimbang akan berkurang.
Apabila suhu dinaikkan, jumlah zat warna yang dapat
terserap oleh serat akan bertambah
sampai mencapai harga tertentu, kemudian akan berkurang kembal
i.
Gambar 9 – 3
Pengaruh Suhu pada Penyerapan Zat Warna Direk
Pengaruh Suhu pada Penyerapan Zat Warna Direk
9.6.3.3. Pengaruh
Perbandingan Larutan Celup
Apabila konsentrasi zat wana di dalam
larutan lebih besar, maka jumlah zat warna
yang dapat terserap juga akan bertambah. Untuk penghematan pemakaian zat warna, maka pencelupan pada perbandingan
larutan yang kecil akan lebih menguntungkan
9.6.3.4. Pengaruh pH
Pada umumnya pencelupan zat warna direk
dilakukan dalam suasana netral. Penambahan alkali lemah seperti
natrium karbonat kadang-kadang dapat menghambat penyerapan zat warna, sehingga
warna lebih rata. Selain itu penambahan
natrium karbonat dapat berfungsi untuk mengurangi kesadahan air dan
menambah kelarutan zat warna.
9.6.4. Cara Pemakaian
9.6.4.1. Zat warna
Direk Golongan A
Mula-mula
zat warna dibuat pasta dengan air dingin dengan ditambah zat pembasah non ionik atau anionik. Kemudian ditambah
air mendidih, diaduk hingga larut sempurna. Larutan tersebut dimasukkan
ke dalam larutan celup dengan penambahan
calgon atau natrium karbonat 1-3% untuk menghilangkan
kesadahan
air. Selanjutnya ditambah natrium klorida 5-20% bergantung
kepada tua mudanya warna.
kepada tua mudanya warna.
Bahan
dari selulosa yang telah dimasak, dicelup pada suhu 40-500C sambil suhunya dinaikkan hingga mendidih, selama 30-40
menit. Pencelupan diteruskan selama
3/4 - 1 jam pada suhu mendidih tersebut. Apabila celupannya belum rata
maka dapat diperpanjang waktunya selama beberapa menit.
9.6.4.2. Zat
warna Direk Golongan B
Cara pencelupan zat warna direk golongan ini sama dengan
golongan A, hanya penambahan natrium chlorida
dilakukan sebagian-sebagian sampai larutan celup mendidih.
Penambahan natrium chlorida ini akan lebih baik apabila
sebelumnya telah dilarutkan terlebih dahulu dan disuapkan secara kontinyu.
Untuk mengatur penyerapan dan mengurangi
kepekaan zat warna terhadap elektrolit dapat juga ditambahkan zat aktif
permukaan.
9.6.4.3. Zat
warna Direk Golongan C
Pada pencelupan zat warna direk golongan ini harus dimulai
pada suhu yang rendah tanpa penambahan elektrolit.
Kemudian suhu dinaikkan dengan perlahan-lahan hingga
mendidih dan pencelupannya diteruskan selama 3/4 - 1 jam.
Pada
suhu tertentu penyerapannya sangat cepat sehingga pengontrolan suhu sangat penting sekali agar hasil celupan yang
rata. Penambahan elektrolit dapat
juga dilakukan setelah larutan mendidih, sehingga dapat menambah ketuaan
warna.
9.6.4.4. Pencelupan
pada Suhu di atas 1000C
Pencelupan pada suhu di atas 1000C akan
memperbaiki daya migrasi zat warna direk golongan B dan C walaupun tanpa
penambahan elektrolit. Kemungkinan terjadinya
kerusakan zat warna sangat besar, karena pada suhu di atas 1000C tersebut dan lebih-lebih
dengan adanya alkali, selulosa dapat tereduksi.
Oleh
karena itu Butterworth telah membagi zat warna direk menjadi 3 golongan
berdasarkan kepekaan terhadap suhu di atas 1000C yaitu :
-
Golongan 1
Zat warna direk yang stabil pada suhu antara 120 – 1300C dalam
suasana netral
atau alkali.
-
Golongan 2
Zat warna direk yang stabil pada suhu tinggi dalam suasana netral,
tetapi akan
rusak dalam suasana alkali.
- Golongan 3
Zat warna direk yang rusak pada suhu tinggi dalam suasana netral atau alkali.
Pada umumnya penyerapan zat warna direk yang maksimum
adalah di bawah suhu didih, oleh karena itu untuk memperoleh warna yang
lebih tua, setelah dicelup pada suhu di atas
1000C larutan celup perlu didinginkan sampai 85 - 900C.
Gambar 9 - 4
Skema Proses Pencelupan zat warna
direk pada suhu di atas 100 oc
9.6.5. Pengerjaan
Iring
Satu kejelekan dari pada zat warna direk adalah ketahanan
cucinya yang kurang,
untuk memperbaikinya dapat dilakukan pengerjaan iring dengan bermacam-macam
cara. Pada prinsipnya adalah dengan cara memperbesar molekul zat warna yang telah berada dalam serat, sehingga sukar
bermigrasi.
Macam-macam pengerjaan iring :
1. Pengerjaan iring dengan kalium bichromat dengan atau tanpa tembaga su lfat
Setelah
bahan dicelup dan dibilas, kemudian dikerjakan dalam larutan 1-3% kalium
bichromat dan 1-2% asam asetat 30% pada suhu 600C selama 20-30 menit. Selain itu dapat juga dilakukan dengan 1-2%
kalium bichromat 1-2% tembaga sulfat
2-4% asam asetat 30% pada suhu 600C selama 30 menit sehingga
ketahanan cuci dan sinarnya dapat diperbaiki.
2. Pengerjaan
iring dengan zat kation aktif
Zat kation aktif dalam perdagangan dikenal dengan nama Neofix C-300, amigen, sandofix WE dan sebagainya.Zat warna tersebut akan bergabung dengan
anion dan zat warna direk membentuk molekul yang lebih kompleks, sehingga akan memperbaiki tahan cucinya. Bahan yang
telah dicelup dan dibilas kemudian
dikerjakan dalam larutan 1-3% zat kation aktif pada suhu 60-
700C selama 15 menit. Pengerjaan iring dengan zat kation aktif
ini dapat menurunkan
ketahanan sinarnya.
9.6.6. Cara Melunturkan
Hasil celupan dengan zat direk dapat dilunturkan kembali
dengan larutan yang mengandung natrium-hidrosulfit 3-4 gram/l, pada suhu
mendidih dengan 1-2 gram/l chlor aktif dan
larutan natrium hipochlorit atau larutan 1-2% natrium chlorit yang
mengandung asam asetat pH 3-4.
Kalau bahan telah dikerjakan iring dengan zat kation
aktif, maka zat tersebut perlu dihilangkan dulu
dalam larutan 2% asam formiat pada suhu mendidih dalam
waktu 30 menit. Sedang apabila dikerjakan iring dengan tembaga sulfat, maka dapat
dihilangkan dalam larutan 1-3 gram/l etilene diamine, tetra asetat (EDTA) dan 1 gram/l soda abu. Kemudian dilanjutkan
dengan dikerjakan dalam 2-3 gram/l natrium hidrosulfit.
How to win at a slot machine - Tricktactoe
BalasHapusI've always had 프랑스 리그 1 순위 a preference for being able to play casino games with high winnings. 888 스포츠 The slot 메이저 놀이터 샤오 미 machine is my 사설 토토 사이트 추천 넷마블 favorite to be found anywhere. 아이 벳