PERSIAPAN PROSES PENCELUPAN DAN
PENCAPAN KAIN SELULOSA
Persiapan
proses (pre treatment) pencelupan dan pencapan pada kain selulosa kapas
dan rayon adalah cara-cara mempersiapkan bahan yang akan mengalami proses pencelupan
dan pencapan sehingga akan mempermudah dalam
penanganan proses berikutnya. Persiapan proses dilakukan sebelum kain mengalami proses basah atau proses kimia.
Persiapan proses ini meliputi pembukaan
dan penumpukkan kain (pile up), penyambungan kain (sewing), dan
pemeriksaan kain (inspecting).
3.1. Pembukaan dan Penumpukkan Kain (Pile Up)
Kain
kapas atau rayon mentah (grey) produksi dari pertenunan biasanya berbentuk lipatan–lipatan
dan gulungan dengan panjang tertentu kurang lebih 50–300 meter. Pile up adalah proses menumpuk gulungan kain pada
palet atau kereta kain dengan cara
membuka gulungan kain tersebut sampai memenuhi kapasitas palet.
Kapasitas palet atau kereta berkisar + 2000–2500 meter sehingga dalam satu tumpukan kain terdiri dari banyak gulungan. Panjang
kain pada palet tidak boleh melebihi kapasitas yang diperkenankan, panjang kain yang melebihi kapasitas palet
menyebabkan tumpukan kain terlalu
tinggi sehingga tumpukan mudah roboh, penumpukan harus rapi, sejajar,
tegak, dan tidak miring. Pekerjaan membuka dan menumpuk biasanya dilakukan oleh
dua orang operator yang meliputi tahapan-tahapan pekerjaan sebagai berikut :
- Pengisian kartu proses (flow
sheet)
-
Penumpukan
kain
-
Pemberian
kode
3.1.1. Pengisian Kartu Proses (Flow Sheet )
Flow
sheet atau kartu proses adalah kartu yang berisi informasi
tentang nama pemilik kain, jenis kain, konstruksi kain, lebar kain,
jumlah gulungan, panjang tiap gulung, lebar jadi dan jenis-jenis proses yang akan
dilaluinya. Kartu proses berfungsi sebagai pengendali selama kain mengalami proses
pada lini produksi,
sehingga mempermudah dalam pengontrolan. Kartu proses pada tiap industri
memiliki bentuk dan format yang berbeda tetapi prinsipnya sama.
Konstruksi
kain yang ditulis meliputi tetal benang, anyaman kain, dan nomer benang,
sedangkan jenis proses pada kain grey kapas dengan hasil jadi kain putih diantaranya :
BO =
Bleaching only (pembakaran bulu, penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan)
BM =
Bleaching (pembakaran bulu,
penghilangan kanji, pemasakan,
pengelantangan), merserisasi
pengelantangan), merserisasi
BMS =
Bleaching (pembakaran bulu,
penghilangan kanji, pemasakan,
pengelantangan), merserisasi, dan sanforisasi
pengelantangan), merserisasi, dan sanforisasi
BMC =
Bleaching (pembakaran bulu,
penghilangan kanji, pemasakan,
pengelantangan), merserisasi, calender
pengelantangan), merserisasi, calender
Selain fungsi
seperti di atas kartu proses juga berfungsi untuk mengecek kebenaran
panjang dan lebar kain pada tiap gulungan maupun mengecek jumlah
seluruh gulungan. Flow sheet berbentuk kartu yang berisi format–format yang harus diisi oleh
setiap bagian yang memproses kain tersebut.
Nama Pemilik :
Jenis Kain :
Konstruksi :
Lebar grey : Lebar jadi :
Work Order :
Panjang keseluruhan :
Jumlah gulung :
Jenis proses :
Paraf petugas :
1. Proses ………… (Nama) (paraf)
2. Proses ………… (
) ( )
3. dan seterusnya.
3. dan seterusnya.
3.1.2.
Penumpukkan Kain (Pile Up)
Seperti
dijelaskan di atas penumpukkan kain adalah pengerjaan membuka kain grey
yang masih dalam bentuk gulungan terikat kemudian menumpuknya dengan rapi di atas palet
secara mendatar dengan menarik ujung-ujungnya dengan panjang secukupnya (3 – 4 meter), penarikan ujung kain bertujuan untuk mempermudah proses penulisan kode dan
penjahitan atau penyambungan.
Cara kerja proses pile up adalah sebagai berikut :
1. Membuka
gulungan kain dan menempatkannya secara melintang pada palet
2. Menarik
ujung dan pangkal kain sepanjang 3 – 4 meter
3.
Mengikat ujung kain yang satu dengan ujung gulungan kain berikutnya untuk
mempermudah penjahitan dan menghidarkan dari kesalahan penjahitan
Batas maksimal
penumpukkan kain di atas palet adalah 2.500 meter. Tetapi tidak mutlak, tergantung
dari tebal tipisnya kain.
Gambar
3 – 1
Penumpukkan Kain pada Palet
Keterangan Gambar :
a.
Ujung
kain
b.
Ujung
pangkal kain
c.
Ujung
kain yang akan disambung
d.
Palet
3.1.3.
Pemberian Kode (Kodefikasi)
Kodefikasi adalah proses
pemberian kode pada pangkal kain dan ujung kain grey yang telah di pile up dengan menggunakan alat tulis permanen. Tujuan
dari proses ini adalah untuk
menghindari kekeliruan antara kain yang satu dengan lainnya terutama
untuk kain order luar (work order) dan mempermudah proses pengelompokkan kembali pada proses
penyelesaian akhir (making up).
Kesalahan
dalam penulisan kode dapat menyebabkan kesulitan dalam proses pengelompokkan kembali setelah selesai proses
sehingga membutuhkan waktu yang lama
untuk mengelopkannya, akibat lainnya dapat terjadi kekeliruan baik dalam
proses maupun penyelesaian akhir.
Oleh karenanya dalam penulisan kode ada beberapa hal yang
harus diperhatikan
yaitu :
1.
Penulisan
kode harus menggunakan tinta permanen.
2.
Kode
harus ditulis dengan jelas dan benar
3. Cara penulisan kode kira-kira
10 cm dari tepi kain agar tidak terpotong pada waktu penyambungan
4. Bila terjadi putus kain, bagian ujung kain yang putus
diberi kode kembali.
Contoh
penulisan kode :
|
Keterangan :
8 : jenis
kain
E :
konstruksi kain
560 : work
order
42 : nama pemilik
6 : nomor
gulungan
206 m : panjang kain grey dalam satu
gulung dengan satuan meter
Dari
contoh penulisan kode di atas terdapat kode yang menunjukkan jenis kain disesuaikan
dengan jenis proses dan lebar jadi kain, seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 3 – 1
Kode Jenis Kain
Kode Jenis Kain
Kode
|
Jenis Kain
|
Jenis Proses
|
Lebar Jadi (cm)
|
1.
|
Cotton
Biru
|
Mercer
|
101
|
2.
|
Cotton
Biru
|
Bleaching
|
103
|
3.
|
Cotton
Biru
|
Mercer
|
90
|
4.
|
Cotton
Prima
|
Bleaching
|
103
|
5.
|
Cotton
Prima
|
Mercer
|
105
|
6.
|
Cotton
Prima
|
Mercer
|
115
|
7.
|
Cotton
Biru
|
Mercer
|
105
|
8.
|
Cotton
Biru
|
Mercer
|
115
|
9.
|
Cotton
Biru Tebal
|
Mercer
|
115
|
10.
|
Cotton
Biru Tebal
|
Bleaching
|
150
|
RB.
|
Rayon
|
Bleaching
|
117
|
R3B.
|
Rayon
|
Bleaching
|
90
|
RC.
|
Rayon
|
Bleaching
|
150
|
Sumber :
PT “Loji Kanakatama Tekstil (Lokateks)
PT “Loji Kanakatama Tekstil (Lokateks)
3.2.
Penyambungan Kain (Sewing)
Sewing adalah proses penyambungan
ujung kain yang satu dengan ujung kain yang
lain. Tujuan dari proses ini adalah : agar kain di atas palet menjadi satu kesatuan
sehingga pada saat proses tidak akan terputus.
Proses penyambungan kain
dilakukan dengan mesin obras khusus sambung, bukan dengan mesin jahit biasa.
Penggunaan mesin jahit biasa dengan satu benang menghasilkan sambungan kurang
kuat, sambungan tidak rata, dan menyisakan ujung kain sehingga dapat merusak
rol pader.
Untuk
memperkuat sambungan agar tahan terhadap tarikan, maka pada saat menyambung
dengan mesin obras bagian tepi kain diberi kain tepis yang berwarna. Kain tepis ini
selain berfungsi untuk memperkuat sambungan dan mencegah tepi kain melipat, juga berfungsi untuk mengetahui batas antar gulungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses sewing
adalah:
1.
Sambungan
harus kuat, rata dan lurus
2.
Benang
yang dipakai harus tahan terhadap zat-zat yang digunakan dalam proses
3. Apabila
lebar kain tidak sama, maka kain yang lebih lebar harus dikerut sehingga
lebarnya sama dan untuk kain dengan selisih lebar terlalu banyak sebaiknya tidak disambung
dan kain tersebut dikeluarkan dari tumpukan
4. Pada waktu menjahit
pinggir/sisi kain harus lurus
5.
Jahitan harus teranyam baik, lurus dan sejajar dengan benang pakan.
Mesin obras yang dapat digunakan untuk
penyambungan kain biasanya menggunakan mesin
obras 2 benang baik untuk kain kapas, rayon, dan si nteti k.
1. Cara kerja
Mengambil
kedua ujung kain, menyejajarkannya dan meluruskannya
-
Memasang tepis pada tepi kain (0,5 – 1 cm) keluar dari tepi kain). Pemasangan
tepis kain bertujuan mencegah tepi melipat dan menandai tiap sambungan kain (lihat
gambar 2 – 3)
- Menjalankan mesin jahit dengan menekan pedal pada
injakan
-
Sebelum sampai pada akhir tepi kain, tepis yang kedua dipasangkan kemudian jahitan
dilanjutkan sampai selesai
- Setelah
selesai ujung-ujung kain dinaikkan kembali seperti semula sambil mengontrol jumlah gulungan dan jumlah jahitan untuk
menghindari salah jahit
- Menempatkan kain hasil sewing ke
lokasi inspecting
2. Skema penyambungan kain
Agar tujuan proses penyambungan kain
tercapai sehingga proses berjalan lancar diperlukan suatu system
pe-nyambungan kain yang benar seperti terlihat pada gambar 2 – 2 berikut ini.
Gambar 3 - 2
Skema Penyambungan Kain
Keterangan gambar :
1.
Kain
2.
Benang
Jahit
3.
Kain tepis
3. Bentuk jahitan
Untuk mengetahui apakah bentuk
jahitan yang telah dilakukan benar atau salah, dapat membandingkannya dengan
gambar 2 – 3 sebagai berikut :
Gambar 3 - 3
Bentuk
Jahitan
Keterangan gambar :
1. Benar
(Pinggir kain lurus, jahitan teranyam baik, lurus dan sejajar dengan benang pakan).
2.Salah (jahitan tidak
teranyam baik).
3.Salah (sambungan miring)
4.Salah (sisi kain tidak
lurus / lebar tidak sama).
3.3.
Pemeriksaan Kain (Inspecting)
Pemeriksaan
kain (inspecting) adalah memeriksa kain grey yang telah disambung dengan tujuan
untuk mengetahui cacat kain, panjang, lebar, kotoran–kotoran,
dan mengetahui adanya logam sehingga kain-kain yang akan diproses
betul-betul siap untuk diproses, dan tidak terjadi gangguan selama proses
berlangsung.
Mesin Inspecting dilengkapi
dengan alat penghitung panjang (Counter), Iron ditector, dan meja pemeriksa. Penghitung panjang berfungsi untuk
mengetahui panjang tiap gulungan kain
dan kebenaran antara panjang yang tertulis pada kain dengan panjang
hasil inspecting. Jika terjadi perbedaan panjang, kain tersebut dilepaskan dari
sambungan dan diberi keterangan.
Iron ditector berfungsi untuk menditeksi adanya logam
pada kain, alat ini akan berbunyi atau bersuara bila pada kain terdapat logam.
Proses–proses penyempurnaan
tekstil selalu diikuti dengan penegangan dan penarikan
kain. Kain yang memiliki cacat berbentuk lubang adanya tarikan lubang tersebut makin membesar sehingga menyebabkan
kain putus. Banyaknya kain yang putus selama proses dapat menurunkan
efisiensi dan produksi. Demikian pula dengan logam yang terdapat pada kain
dapat menyebabkan rol pader rusak dan kain sobek atau berlubang. Logam–logam yang terdapat pada kain grey dapat berupa
staples, pecahan teropong, atau logam lain yang terbawa selama proses
pertenunan.
Inspecting
juga bertujuan untuk memisahkan kain–kain yang panjangnya tidak memenuhi
kriteria panjang/ kain pendek. banyaknya kain pendek menimbulkan jumlah
sambungan kain makin banyak, sehingga kemungkinan putus kain karena tarikan makin
tinggi.
Jika terdapat lebar kain
yang berbeda dalam satu palet sebaiknya kain dilepas dari dipisahkan dari
tumpukan. Perbedaan lebar yang cukup mencolok menyulitkan
dalam proses setting pada mesin stenter dalam menentukan lebar jadi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses inspecting adalah:
1.
Persiapan proses
·Melihat urutan
order/perintah kerja
·Menyiapkan alat dan bahan
Alat :
- Mesin Inspecting
- Spidol
- Ballpoint
- Lembar laporan
kain jadi -
Palet
Bahan :
Kain hasil penyambungan (sewing)
2. Cara kerja
·
Memasang
kain pada mesin
·
Menempatkan palet kosong pada out inspecting
·
Mengecek
kepekaan iron detector dengan logam yang tersedia.
·
Mencatat
data kain pada lembar laporan kain jadi.
·
Men-On-kan
switch mesin.
·
Menjalankan mesin dengan menekan tombol forward untuk
arah kain maju, atau tombol reward untuk untuk arah kain mundur dan
tombol stop untuk menghentikan
laju kain.
·
Meneliti
kebenaran hasil penulisan dari pile up pada setiap gulungnya.
·
Menuliskan hasil panjang inspecting pada setiap ujung
sambungan di sebelah
nomor kode.
·
Mencatat pada lembar laporan kain jadi tanda asal yang
meliputi : no. gulung, panjang asal, no. mesin, juga hasil inspecting yang
meliputi: no. gulung
pile up, panjang dan lebar kain. Kolom keterangan bisa dituliskan adanya cacat,
jumlah logam yang terdapat, dan lain lain.
·
Memisahkan kain-kain yang tidak memenuhi syarat untuk
dikembalikan, seperti
:
-
Panjang kurang 50 yard, kecuali jenis kain potongan.
-
Perbedaan lebar yang meliputi: untuk full finish 1,5 inch dan merserisasi 1 inch.
- Lebar tidak memenuhi syarat untuk dijadikan lebar
permintaan. Untuk full finish minimal 1,5 inch maksimal 4 inch + lebar
permintaan. Untuk mercerize
dan sanforize minimal kurang dari 0,5 inch dari lebar asal.
-
Cacat yang dapat menyebabkan sobek/rusak/putus pada proses finishing seperti
noda karat, noda jamur, pinggir kain tidak baik, pakan/lusi jarang, anyaman
tidak baik, dan lain-lain kecuali bisa diperbaiki.
-
Terdapat putus asal.
- Dalam
1 palet terdapat kain-kain yang lain jenis.
·
Menempatkan kain hasil inspecting ke stock seksi singeing
dan perble range.
3. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
·
Mengawasi
jalannya proses jangan sampai ada cacat yang lolos.
·
Menghentikan
mesin dengan segera apabila terdengar bunyi iron detector untuk meneliti adanya
logam
·
Mengecek kepekaan iron detector terhadap logam terhadap
logam setiap akan
melakukan proses inspecting.
4. Perawatan dan pemeliharaan mesin
·
Membersihkan bagian-bagian mesin dari debu dan kotoran
lain, missal pada
iron detector, rol-rol pengantar, dan lain-lain
·
Memberi pelumas (grease) pada gear (roda gigi), rol
penarik dan pada bagian-bagian
lain yang memerlukan pelumasan
5. Skema jalannya
kain pada mesin
Skema jalannya kain pada mesin
Inspecting dapat dilihat pada Gambar 2 – 4.
Keterangan gambar :
1.
Palet
Tempat menumpuk kain
2.
Kain
3.
Rol-rol
pengantar Mengantarkan kain.
4.
Iron
detector
Mendeteksi adanya logam pada kain
5.
Counter
yard
Mengukur panjang kain dalam yard.
6.
Lampu
7.
Papan
inspecting
Tempat untuk mengawasi kain.
8.
Alarm
iron detector
9.
Rol
penarik (draw roll)
10.
Rol
penekan
11.
Playtor
Mengatur lipatan kain.
12.
Pembatas
tumpukan kain
Gambar 3 – 5
Mesin Pemeriksa Kain Grey dan Warna Type SL 101 PC
Mesin Pemeriksa Kain Grey dan Warna Type SL 101 PC
BAB IV
PERSIAPAN PROSES
PENCELUPAN DAN PENCAPAN KAIN SINTETIK
|
Persiapan proses (pre
treatment) pencelupan dan pencapan pada kain sintetik seperti poliester,
nylon, asetat, acrilat, adalah cara-cara mempersiapkan bahan yang akan
mengalami proses pencelupan dan pencapan sehingga akan mempermudah dalam penanganan proses berikutnya. Persiapan proses dilakukan
sebelum kain mengalami proses basah atau proses kimia.
Kain
pliester pada proses pertenunan mengalami peregangan – peregangan yang sangat kuat, untuk
mengembalikan pada keadaan semula pelu dilakukan proses relaxing. Berbeda
dengan persiapan proses kain selulosa persiapan proses pencelupan dan pencapan atau pre treatment pada kain
sintetik terutama poliester grey, adalah proses persiapan yang dilakukan
untuk mendapatkan sifat-sifat kain yang diharapkan, dengan tujuan agar proses selanjutnya dapat berhasil dengan baik. Proses ini
merupakan bagian yang sangat
menentukan baik buruknya hasil pencelupan maupun pencapan, karena tanpa proses ini maka karakteristik atau
sifat-sifat kain seperti lebar, tebal, sifat pegangan (handfill), kestabilan
dimensi kain tidak akan sempurna serta masih adanya kotoran maupun kanji yang
akan menghambat penyerapan zat kimia maupun zat warna.
Persiapan proses pencelupan dan
pencapan kain sintetik meliputi :
-
Reeling
-
Sewing
-
Relaxing
dan Scouring
-
Hydro
extracting
-
Opening
4.1.
Reeling
Reeling
adalah proses penggulungan kain grey dari bentuk gulungan kecil menjadi
gulungan besar menyerupai karung tanpa adanya tegangan ke arah lusi dan pakan, sehingga
dalam proses relaksasi kain benar-benar relaks dan menyusut sebanyak-banyaknya,
kemudian melipatnya sehinga tepi kain saling bertemu.
Penggulungan kain dilakukan pada mesin Reeling seperti terlihat pada
gambar 3 - 1.
1. Cara kerja :
1) Mengambil
kain grey yang akan diproses lalu masukkan ke dalam scaray.
2) Menarik ujung kain dan
meletakkan pada jari-jari reeling kemudian melilitkannya 2 kali putaran dengan
menggunakan tangan sambil meratakan posisi kain.
3) Menekan
tombol On untuk menjalankan mesin dengan tetap menjaga kondisi kain agar tetap rata dan tidak
melipat
4) Menekan tombol Off untuk
menghentikan mesin.
5) Menulis identitas kain pada
ujungnya dengan menggunakan mark pen yellow meliputi: DO, SN, WO dan panjang
kain per gulungnya.
6) Mengeluarkan gulungan dari
mesin lalu menumpuknya dengan rapi
2. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
1)
Penggulungan dan pelipatan harus rapi, rata kedua tepi,
dan rata arah lebar
kain sehingga proses selanjutnya dapat berjalan lancar dan memudahkan dalam
penjahitan.
2) Penulisan identitas kain +
15 cm dari ujung kain.
Gambar 4 – 1
Skema Jalannya Kain pada Mesin Reeling
Skema Jalannya Kain pada Mesin Reeling
Keterangan :
1.
Gulungan
kain
2.
Bak
scaray
3.
Roll
scaray
4.
Counter
5.
Roll
jari-jari
6.
Motor
penggerak
7.
Belt
8.
Roll
pembantu
4.2.
Sewing
Sewing adalah proses menjahit kain
setelah di reeling dengan tujuan agar pada waktu proses relaxing di
mesin rotary washer kain tidak lepas sehingga proses relaxing dapat
berjalan dengan lancar.
1.
Cara kerja :
1)
Menyiapkan
kain yang akan di jahit beserta jarum jahit, benang dan cutter.
2)
Menjahit
kain dengan cara memasukkan jarum pada tepi kain sampai satu gulung dengan
jarak 1–1,5 cm dari tepi kain.
3) Menarik jarum kemudian
memotong benang jahitan tersebut, lalu mengikat benang yang sudah terpotong
dengan kelonggaran ikatan 4–7 cm atau 4–5 jari tangan
4)
Menumpuk
kain yang sudah dijahit.
2. Hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1)
Benang
yang digunakan untuk menjahit harus kuat
2)
Jahitan
dan ikatan benang harus kuat
3)
Setiap
lembaran kain harus terjahit semua
4) Setiap sisi gulungan
dijahit 2 – 6 jahitan
4.3.
Relaxing dan Scouring
Relaxing
dan scouring yaitu proses relaksasi, pemasakan, dan penghilangan kanji secara simultan kain
poliester dengan air panas pada waktu dan suhu tertentu yang bertujuan untuk :
1.
Menurunkan
tegangan kain sehingga elastisitas kain dapat kembali
2.
Menghilangkan
kotoran dan kanji yang menempel pada bahan
3.
Mendapatkan
shrinkage (mengkeret) dengan lebar sesuai yang diinginkan
4.
Mendapatkan
TPI yang sesuai
5.
Mengembalikan struktur benang agar didapat pegangan kain yang lembut
Gambar
4 – 2
Skema Jalannya Kain pada Mesin Rotary Washer
Skema Jalannya Kain pada Mesin Rotary Washer
Keterangan gambar :
1.
Kain
2.
Pintu
mesin
3.
Panel
4.
Body
mesin
5.
Motor
penggerak
6.
Belt
7.
Pipa
pembuangan
8.
Pipa
uap
9.
Pipa
air
10.
Kaki
mesin
1. Contoh resep
NaOH – 48% : 3 g/l
Detrol WR 14 : 2 g/l
Dyamul : 0,3 g/l
Leonil SCR : 0,3 g/l
Suhu : 120 0C
Waktu : 30 menit
2.
Fungsi
zat:
NaOH : sebagai zat
pemasak
Detrol WR 14 :
sebagai zat penghilang kanji
Dyamul :
sebagai zat pembasah / sabun
Leonil SCR :
sebagai zat untuk mengurangi kesadahan air
3. Cara kerja:
- Mengambil
kain hasil reeling dan stitching yang akan diproses sesuai program
- Mengecek
lebar dan pick kain sebelum diproses
- Mengisi mesin dengan air sesuai dengan
kapasitas mesin (4500–5000 l).
- Memasukkan
kain ke dalam mesin kemudian memasukkan zat kimia sesuai resep.
- Melakukan proses desizing dengan
menjalankan mesin sesuai dengan
program/grafik proses (heating, constant, cooling).
program/grafik proses (heating, constant, cooling).
- Setelah
waktu konstan desizing selesai, cooling kemudian rinsing.
Dengan demikian proses desizing telah selesai.
Dengan demikian proses desizing telah selesai.
- Membuka
pintu mesin kemudian masukkan zat kimia untuk proses relaxing.
- Menentukan program proses relaxing (1200C
x 30 menit).
- Menjalankan
mesin dengan menekan tombol On.
- Memeriksa jalannya proses dengan
mengamati suhu atau putaran mesin.
- Setelah
proses selesai sampai cooling, tekanan udara dibuang dengan membuka kran
udara lalu lakukan rinsing.
- Mengeluarkan
kain dari mesin dan letakkan dalam kereta untuk proses berikutnya.
- Melakukan
pengecekan yaitu memeriksa lebar dan pick kain.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Penyusunan
kain dalam mesin harus teratur
- Resep
harus sesuai program
- Level air
harus sesuai dengan ketentuan
- Pengecekan lebar dan pick kain
dilakukan sebelum dan sesudah diproses
- Pada
saat mesin berjalan, pintu luar dan dalam harus terkunci dengan baik
- Pada waktu membuka pintu
mesin tekanan harus 0 kg/cm2
4.4.
Hydro Extracting
Hydro
extracting adalah proses pemerasan kain dengan tujuan untuk mengurangi
kandungan air pada kain hasil relaxing dan scouring. Pemerasan ini
dimaksudkan untuk memudahkan proses opening. (lihat gambar 3 - 3 dan 3 - 4)
1.
Cara
kerja :
- Mengambil kain hasil proses relaxing dan scouring
-
Memasukkan kain ke dalam mesin dengan jumlah kain maksimum 2.500 yard
-
Menutup pintu mesin kemudian menjalankan mesin dengan menekan tombol On.
-
Mengakhiri proses setelah air perasan yang keluar semakin sedikit (proses berjalan sekitar 10–15
menit)
- Menurunkan kain dan menempatkan
pada lantai open.
2. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
- Jumlah kain dalam mesin jangan melebihi kapasitas
- Kain diletakkan dengan rata dan rapi
- Jangan membuka pintu mesin pada saat mesin sedang berjalan dengan putaran
tinggi dan jangan menghentikan mesin bila kandungan air masih terlalu banyak.
4.5.
Opening
Opening atau unrolling yang
dikenal dengan proses pembeberan kain bertujuan untuk membuka kain dari bentuk gulungan menjadi bentuk lebar dengan
maksud agar mempermudah proses selanjutnya, kemudian ditumpuk pada sebuah
gerobak (setiap sambungan per piece harus dijahit). Proses opening
dilakukan pada mesin Opener atau Unrolling. (lihat gambar 3 - 5)
1. Cara kerja:
-
Mengambil kain hasil proses hydroextracting kemudian membuka jahitannya
- Memasukkan kain ke dalam bak scaray I lalu melewatkannya ke rol penarik, bak scaray II, rol
pengantar kemudian ke plytor
- Menjalankan mesin dengan menekan tombol On.
-
Mematikan mesin dengan menekan tombol Off kemudian menyambung dengan cara dijahit pada
kain yang akan diproses berikutnya
-
Menulis identitas kain pada ujung kain dengan menggunakan mark pen yellow
2. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
-
Memperhatikan jalannya kain pada mesin sehingga jika ada masalah dapat segera diketahui, misalnya roll penarik tidak
berfungsi dengan sempurna yang mengakibatkan kain melillit pada roll
tersebut.
- Permukaan kain
pada saat penyambungan tidak boleh terbalik.
- Sambungan kain
harus kuat dan rapi.
-
Penumpukan kain pada kereta harus rapi.
Gambar 4 – 3
Mesin Hydro Extractor
Mesin Hydro Extractor
Gambar
4 – 4
Skema
Mesin Hydro Extractor
Keterangan Gambar 3 – 4 :
1.
Body
mesin
2.
Poros
basket
3.
Saringan
4.
Handle
rem
5.
Penahan
goyangan mesin
6.
Dinamo
7.
Saluran pembuangan air
Gambar
4 – 5
Skema Jalannya Kain Pada
Mesin Opener
1.
|
Bak
gulungan Kain
|
5. Playtor
|
2.
|
Rol
Penarik
|
6. Kereta
|
3.
|
Bak screy
|
7. Kain
grey
|
4.
|
Roll Pengantar
|
|
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Anti karat
Apakah cara ini juga sama ya dengan pembuatan kain batik printing seperti yang di gunakan oleh konveksi kaos raglan Surabaya?
BalasHapusgambarnya kagak keliatan om
BalasHapusApa itu enzim
BalasHapus