Zat Warna Basa
Zat warna basa dikenal juga sebagai zat warna Mauvin, terutama dipakai
untuk mencelup
serat protein seperti wol dan sutera.
Zat warna ini tidak mempunyai afinitas terhadap selulosa, akan tetapi
dengan pengerjaan pendahuluan (mordanting) memakai asam tanin, dapat juga mencelup serat selulosa. Zat warna
basa yang telah dimodifikasi sangat sesuai untuk mencelup serat poliakrilat
dengan sifat ketahanan yang cukup baik.
Nama dagang zat warna
basa, adalah :
-
Azatrazon (Bayer)
-
Rhodamine (I.C.I)
-
Sandocryl (Sandoz)
-
Basacryl (BASF)
-
Cationic (Mitsui)
9.8.1. Sifat-sifat
Zat
warna basa termasuk golongan zat warna yang larut dalam air. Sifat utama dari zat warna basa adalah ketahanan sinarnya yang jelek. Ketahanan cuci
pada umumnya juga kurang baik. Beberapa di antaranya mempunyai ketahanan
cuci sedang.
Warnanya
sangat cerah dan intensitas warnanya sangat tinggi. Zat warna basa di dalam
larutan celup akan terionisasi dan bagian yang berwarna bermuatan positif. Oleh
karena itu zat warna basa disebut juga zat warna kationik.
9.8.2. Mekanisme Pencelupan
Zat warna basa tidak mempunyai afinitas terhadap serat
selulosa kecuali apabila sebelumnya telah dimordan dengan asam tanin,
sehingga terbentuk senyawa yang tidak larut dalam air.
Hasil
celupannya pun mempunyai ketahanan cuci yang rendah. Serat protein seperti wol,
dapat dicelup dengan zat warna basa karena terbentuknya ikatan garam seperti
berikut :
+ WolCOOD
- +
NH--+Wol-COO D 2
Afinitasnya kation zat warna basa terhadap serat
poliakrilat, seperti mekanisme pencelupan serat wol. Hal ini disebabkan
karena serat poliakrilat mengandung gugus asam yang dapat mengikat zat warna
basa.
Jumlah gugus asam
tersebut terbatas, dan berbeda-beda tergantung kepada pabrik pembuatnya. Dengan demikian, maka penyerapan zat warna juga
terbatas sampai sejumlah gugus asam yang ada di dalam serat tersebut. Oleh
karena itu di dalam pencelupan serat poliakrilat harus diperhatikan betulbetul jenis atau asal pabrik pembuat serat
tersebut, sehingga dapat diperhitungkan jumlah penyerapan maksimum dari
zat warna.
9.8.3. Cara Pemakaian
1.
Melarutkan Zat Warna
Zat warna dibuat pasta dengan asam asetat 30% sebanyak zat warna, kemudian
ditambah air mendidih, diaduk sampai larut sempurna. Sebagai pengganti asam asetat dapat juga dipakai alkohol
atau zat aktif permukaan yang bersifat nonionik atau kationik.
2.
Cara Pencelupan pada Serat
Selulosa
Mula-mula bahan dari selulosa yang telah dimasak dikerjakan dalam
larutan asam tanin, sebanyak 2 kali berat zat warna pada suhu
mendidih, selama 10-20 menit. Larutan dibiarkan tetap
suhunya dan pengerjaan diteruskan selama 2 jam atau semalam. Bahan
diperas, dikerjakan lagi dalam larutan antimontartrat
sebanyak setengah dari berat asam tanin pada suhu kamar selama 30 menit
setelah selesai bahan dibilas dan diperas.
Kemudian bahan dicelupkan dalam larutan celup yang
mengandung 1-3% asam asetat 30% dan 1/3 bagian
larutan zat warna pada suhu kamar selama
15 menit,
1/3 bagian larutan zat warna ditambahkan lagi dan suhu dinaikkan sampai 400C.
Setelah 20 menit sisa larutan zat warna ditambahkan dan suhu dinaikkan sampai
700C.
Pencelupan diteruskan selama 30 menit setelah selesai
bahan dimordan kembali dalam larutan 0,5 ml/l asam
tartrat pada suhu kamar selama 30 menit. Selanjutnya diperas dan dikerjakan
dalam larutan 0,2 ml/l antinion tatrat selama beberapa menit. Hasil
celupan tersebut akan memperbaiki tahan cuci, akan tetapi dapat merubah warna
celupan.
3. Cara Pencelupan pada
Serat Sutera
Bahan dari sutera yang telah didegumming dimasukkan ke dalam larutan
celup yang mengandung 0,5 ml/l asam cuka 90% pada suhu kamar.
Setelah 10 menit, larutan zat warna dimasukkan sebagian dan suhu
dinaikkan sampai 800C.
Sebagian larutan zat warna ditambahkan berikutnya, dan
pencelupan diteruskan
selama 1 jam.
Setelah
selesai bahan dicuci dan dikerjakan iring untuk memperbaiki tahan cucinya. Mula-mula bahan direndam dalam larutan
yang mengandung 1% asam tanin pada suhu 600C selama 10 menit.
Selanjutnya diperas dan dicelupkan kembali ke dalam larutan yang mengandung 1/2% antimontartrat pada suhu dingin selama 30 menit. Setelah
selesai
bahan dibilas sampai bersih.
Asam asetat pH 6-6,5
0 10 25 70 0 20
Gambar 9 - 6
Skema Pencelu pan Sutera dengan zat warna basa
4. Cara
Pencelupan pada Serat Wol
Bahan dari wol yang telah dimasak, dimasukkan ke dalam larutan celup
yang mengandung larutan warna dan 1-3% asam asetat pada suhu
kamar selama 10 menit. Kemudian suhu dinaikkan sampai mendidih dan
pencelupan diteruskan
selama 1/2 - 3/4 jam. Setelah selesai bahan dibilas bersih.
5. Cara
Pencelupan pada Serat Poliakrilat
Bahan dari serat
poliakrilat yang telah dimasak, dimasukkan ke dalam larutan celup yang
mengandung larutan zat warna dan campuran asam asetat natrium
asetat 1-2 g/l sehingga mencapai pH 4,5-5,5 pada suhu di
bawah 750C selama 10 menit.
Kemudian suhu dinaikkan sampai mendidih dalam waktu yang
sangat singkat (20 menit) dan pencelupan diteruskan
selama 1 jam pada suhu tersebut. Setelah selesai suhu diturunkan
perlahan-lahan sampai di bawah 750C (1/2 – 1 jam), dan bahan dibilas bersih. Penurunan suhu secara perlahan-lahan ini diperlukan
agar pegangan bahan setelah pencelupan tidak kaku dan kasar.
Gambar 9 -
7
Skema Pencelupan poliakrilat dengan zat warna basa
Skema Pencelupan poliakrilat dengan zat warna basa
9.8.4. Cara Melunturkan
Celupan
zat warna basa pada bahan dari serat kapas, sutera atau wol dapat dilunturkan dalam larutan mendidih yang mengandung
10-40% natrium karbonat 5-10% sabun selama 2 jam lalu dibilas.
Celupan pada bahan dari serat poliakrilat dapat
dilunturkan dalam larutan mendidih 10-40% natrium hipokrolit, 5-10%
natrium nitrit 2% natrium asetat dan asam
asetat pH 4-4,5 selama 1 jam. Selanjutnya dicuci mendidih dalam larutan
10-40% sabun selama 1 jam, lalu bilas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar