Zat Warna Asam
Zat
warna asam adalah zat warna yang dalam pemakaiannya memerlukan bantuan asam mineral atau asam organik untuk
membantu penyerapan, atau zat warna yang merupakan garam natrium asam
organik dimana anionnya merupakan komponen
yang berwarna. Zat warna asam banyak digunakan untuk mencelup serat protein dan poliamida. Beberapa di antaranya mempunyai susunan kimia seperti zat warna direk
sehingga dapat mewarnai serat selulosa.
Nama dagang zat warna asam adalah :
-
Nylosan (Sandoz)
-
Nylomine (I.C.I)
-
Tectilan (Ciba
Geigy)
-
Dimacide (Francolor)
-
Acid (Mitsui)
9.7.1. Sifat-sifat
Zat warna asam termasuk golongan zat warna yang larut
dalam air. Pada umumnya zat warna asam mempunyai
ketahanan cuci dan ketahanan sinar yang baik. Sifat
ketahanan tersebut sangat dipengaruhi oleh berat molekul dan konfigurasinya.
Berdasarkan
cara pamakaiannya zat warna asam digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
Golongan 1
Zat
warna yang termasuk golongan ini dalam pemakaiannya memerlukan asam kuat pH
2-3 sebagai asam dapat dipakai asam sulfat atau asam formiat.
Zat warna asam golongan ini sering juga disebut zat warna asam celupan
rata (leveldying) atau zat warna
asam terdispersi molekul (moleculerly dispersid). Pada
umumnya mempunyai ketahanan sinar yang baik tetapi ketahanan cucinya
kurang.
Golongan 2
Zat warna asam yang termasuk golongan ini dalam pemakaiannya memerlukan asam lemah
pH 5,2-6,2 sebagai asam dapat dipakai asam asetat. Pada pemakaiannya tidak memerlukan penambahan elektrolit, karena pH lebih
besar dari pada 4,7 penambahan
elektrolit akan mempercepat penyerapan. Ketahanan sinar dan ketahanan
cucinya baik.
Golongan 3
Zat warna
asam yang termasuk golongan ini dalam pemakaiannya tidak memerlukan penambahan asam, sehingga cukup pada pH
netral. Pada suhu rendah terdispersi
secara koloidal sedang pada suhu mendidih terdispersi secara molekuler.
Zat warna asam golongan ini sering disebut zat warna asam milling. Sifat
kerataannya sangat kurang, sehingga di dalam pemakaiannya memerlukan pengamatan
yang teliti. Ketahanan sinar dan ketahanan cucinya paling baik dibanding dengan
kedua golongan zat warna asam lain nya.
9.7.2. Mekanisme Pencelupan
Mekanisme utama pada pencelupan serat protein dengan zat
warna asam adalah
pembentukan ikatan garam dengan gugusan amino dalam serat. Selain itu mungkin juga terjadi ikatan lain. Dalam keadaan
iso elektrik wol mengandung ikatan garam yang netral, seperti berikut :
+ N -
wol - COO - H3
Dengan penambahan ion hidrogen dari asam, maka akan terbentuk ion amonium
bebas yang bermuatan positif, seperti berikut :
+H3N –
wol – COO + H+ -* +H3N – wol - COOH
Sehingga
dapat mengikat anion dari zat warna asam sebagai berikut : +H3N –
wol – COOH + D -* DH3N –
wol – COOH
Anion zat
warna asam
9.7.3. Faktor-faktor yang
Berpengaruh
Pada
pencelupan dengan zat warna asam celupan rata, penambahan elektrolit akan
berfungsi menghambat penyerapan zat warna sedang pada pencelupan dengan zat warna asam celupan netral, penambahan
elektrolit akan berfungsi mempercepat penyerapan.
9.7.3.1. Pengaruh Suhu
Kecepatan penyerapan zat warna sangat dipengaruhi oleh
sudut. Di bawah 390C hampir tidak terjadi
penyerapan. Selanjutnya apabila suhu dinaikkkan lebih
dari 390C kecepatan penyerapan bertambah. Tiap golongan zat warna asam
mempunyai suhu kritis tertentu di mana apabila suhu tersebut telah dilampaui,
zat warna akan terserap dengan cepat sekali.
Sebagai contoh zat warna asam celupan netral pada suhu di
bawah 600C hampir tidak akan terserap, tetapi apabila
suhu dinaikkan sampai 700C akan terjadi
penyerapan dengan cepat sekali, sehingga ada kemungkinan menghasilkan
celupan yang tidak rata.
9.7.4. Cara Pemakaian
1. Zat
warna asam golongan A
Mula-mula
zat warna dibuat pasta dengan air dingin, kemudian ditambah air hangat
hingga larut sempurna.
Bahan dari serat wol yang telah dimasak, dikerjakan dalam
larutan celup yang mengandung 10-20% garam glauber 2-4%
asal sulfat pada suhu 400C selama 10-20 menit, sehingga
diperoleh pH yang sama merata pada bahan.
Zat warna yang telah dilarutkan dimasukkan dan suhu
dinaikkan sampai mendidih selama 45 menit.
Selanjutnya ditambahkan 1-3% asam asetat 30% atau
1% asam sulfat pekat dan pencelupan diteruskan selama beberapa menit.
2. Zat
asam golongan B
Mula-mula
zat warna dibuat pasta dengan air dingin, kemudian ditambah air hangat
sampai larut sempurna.
Bahan dari
serat wol yang telah dimasak mula-mula dikerjakan larutan celup yang mengandung 10-15% garam glauber 3-5% asam
asetat 30% pada suhu 400C selama 10-20 menit. Kemudian ke dalamnya
ditambahkan larutan zat warna dan suhu dinaikkan sampai mendidih selama
45 menit. Pencelupan diteruskan selama 40-45
menit dengan penambahan 1-3% asam asetan 30% dan 1% asal sulfat pekat
untuk memperbaiki penyerapannya.
3. Zat warna asam golongan C
Mula-mula zat warna dibuat pasta dengan air dingin, kemudian ditambahkan
air hangat
sampai larut sempurna. Bahan dari serat wol yang telah dimasak dikerjakan dalam
larutan celup yang mengandung 2-4% ammonium sulfat pada suhu 400C
selama 10-20 menit.
Zat warna yang telah dilarutkan dimasukkan dan suhu dinaikkan sampai mendidih selama 45 menit. Pencelupan diteruskan selama 1 jam pada suhu mendidih.
9.7.4.1. Cara
Pencelupan untuk Serat Sutera
Cara
pencelupan untuk serat sutera sama dengan untuk serat wol hanya suhunya lebih rendah yakni 850C.
Hal ini disebabkan karena pada suhu mendidih kemungkinan
dapat menurunkan
kekuatan serat sutera, kadang-kadang dalam larutan celup ditambahkan 10 ml/l
air bekas degumming.
Gambar 9 -
5
Skema proses Pencelupan sutera dengan zat warna asam
Skema proses Pencelupan sutera dengan zat warna asam
9.7.5. Cara Melunturkan
Bahan yang telah dicelup, dapat dilunturkan kembali dengan
mengerjakan dalam larutan 2-4% sulfoksilat formaldehide (formosol)
yang mengandung 3- 5% asam asetat 2% pada suhu mendidih.
Pelunturan dengan natrium hidrosulfit pada suhu yang rendah (600C)
alam suasana
netral dapat juga dilakukan, hanya kadang-kadang menyebabkan pegangan wolnya
menjadi kasar.
bang ini rujukanya dari buku apa kalo bleh tau
BalasHapus