Arsip Blog

Senin, 10 Februari 2014

PROSES PEMBAKARAN BULU SMK TEKSTIL TEXMACO PEMALANG



Pembakaran Bulu (Singeing)
Pembakaran bulu bertujuan untuk menghilangkan bulu–bulu yang tersembul pada permukaan kain. Bulu–bulu pada kain timbul sebagai akibat adanya gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu proses pertenunan. Bulu–bulu yang timbul pada permukaan kain mengurangi kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses merserisasi, pencelupan, dan pencapan.

Pada proses merserisasi bulu yang menonjol pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek merserisasi dan mengurangi kilau kain hasil merserisasi. Kurang sempurnanya efek merserisasi, menyebabkan ketidak rataan hasil pencelupan.
Pada proses pencapan bulu-bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidur keluar dari garis motif, bulu yang tidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudin memindahkan pasta cap tersebut keluar garis batas motif sehingga hasil pencapan warna kurang tajam.
Pencucian setelah pencapan akan menyebabkan bulu yang tertekan dan menutup motif berdiri akibatnya warna tidak rata.
Tidak semua kain dibakar bulunya. Terdapat kain yang tidak boleh dibakar bulunya yaitu :
-           Kain handuk
-           Kain karpet
-           Kain flanel, dsb.
Tetapi untuk kain-kain berikut harus dilakukan proses pembakaran bulu yaitu :
-           Kain untuk lapis (voering)
-           Kain anyaman keeper, tenunan wafel, dan Kain-kain yang berusuk garis­garis ke dalam.
-           Kain-kain yang akan di merser, dicelup, dan dicap.
-           Kain–kain murahan untuk meningkatkan kualitasnya.
Prinsip pembakaran bulu adalah melewatkan kain di atas nyala api, plat logam, dan silinder panas dengan kecepatan tertentu sesuai dengan tebal tipisnya kain.
Penanganan yang kurang tepat dalam proses pembakaran bulu menyebabkan hal–hal berikut :
1.   Kain gosong, disebabkan karena api atau plat logam terlalu panas. kain gosong menyebakan pegangan kaku, dan gosong pada kain akan sulit diperbaiki
2. Kain terbakar, disebabkan karena kain putus, kain kendor, dan kecepatan jalannya kain lambat
3. Kain melipat, disebabkan karena tegangan kain yang rendah, sambungan melipat. lipatan kain akan menyebabkan bulu pada lipatan tersebut tidak terbakar dan membentuk garis sesuai lipatan. garis lipatan akan terlihat setelah kain dicelup.
4.   Kain hitam, karena api berwarna merah yang disebabkan percampuran udara dan gas kurang tepat.
5.   Gosong setempat, karena kain kotor mengandung oli.
Pembakaran bulu dapat terjadi penurunan kekuatan kain karena adanya zat anti septik seperti trusi/cupri sulfat (CuSO4), seng khlorida (ZnCl2) yang ditambahkan pada proses penganjian benang. Panas yang timbul saat pembakaran akan menguraikan zat anti septik menjadi asam (H2SO2) dan HCl yang dapat menurunkan kekuatan serat selulosa.
Mesin pembakar bulu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
-        Mesin pembakar bulu pelat dan silinder
-        Mesin bakar bulu gas

5.1.1. Mesin Pembakar Bulu Pelat dan Silinder
1. Mesin pembakar bulu plat
Mesin pembakar bulu plat terdiri dari satu atau dua plat tembaga berbentuk lengkung. Pemanas plat dipakai batu bara atau campuran antara udara dan gas. Kain dilewatkan dengan menggesekan pada plat logam panas membara dengan kecepatan 125–250 meter/menit sehingga bulu akan terbakar. Kebaikan sistem ini hasil pembakaran lebih mengkilat, akan tetapi ada beberapa kekurangannya yaitu :
-        Kurang sempurna hasil pembakaran pada kain yang memiliki ribs baik lusi atau pakan dengan alur agak dalam
-        Text Box:  Memerlukan waktu yang lama untuk membakar dua permukaan karena harus mengulangi dari awal dengan cara membalikan kain







Gambar 5 – 1
Mesin Bakar Bulu Plat
Keterangan :
1.    Rol pengantar
2.    Plat pembakar bulu
3.   Kain
2. Mesin pembakar bulu silinder
Mesin bakar bulu silinder merupakan pengembangan dari mesin pembakar bulu plat, silinder terbuat dari tembaga, dipanasi dari dalam menggunakan bahan bakar gas, batu bara, minyak, listrik. Kain dilewatkan pada silinder berputar rotasi dengan dua permukaan, seperti pada pembakar bulu plat, pembakar bulu silinder juga menghasilkan kain yang mengkilap.
Text Box:  Kedua jenis mesin ini sangat baik untuk jenis kain-kain kapas yang berat.





Gambar 5– 2
Mesin Bakar Bulu Sillinder
Keterangan :
1.    Rol Pengantar
2.    Kain
3.   Silinder

5.1.2. Mesin Pembakar Bulu Gas
Dibandingkan dengan mesin-mesin pembakar bulu yang lain, mesin pembakar bulu gas lebih sempurna hasilnya. Semua jenis kain dapat dibakar sempurna dan tidak tergantung dari bentuk anyaman/tenunan kain.
Mesin pembakar bulu gas termasuk pembakar bulu langsung karena kain langsung dilewatkan pada nyala api yang berwarna biru kehijauan. Nyala api langsung ini didapatkan dari pencampuran gas dan udara dengan perbandingan tertentu yang pencampurannya dilakukan dengan blower.


 















Gambar 5 – 3
Mesin Pembakar Bulu




Gas yang digunakan bisa diperoleh dari :
-        LPG
-        Minyak solar yang dipanaskan
-        Minyak tanah yang dipanaskan
-        Bensin yang dipanaskan
-        Gas alam seperti propan
Bagian bagian penting pada mesin pembakar bulu adalah :
1. Rol penegang
Text Box:  Text Box: Keterangan gambar :
 A = Rol penegang
Kain yang akan dibakar harus dalam posisi tegang, pengaturan tegangan kain dilakukan dengan memutar kedudukan rol penegang sampai didapatkan tegangan kain yang sesuai. Tegangan kain yang rendah (kendor) menyebabkan kain terbakar, timbulnya bulu pada proses penyikatan kurang sempurna, dan kain dapat melipat kearah lusi.






Gambar 5 – 4
Rol Penegang
2. Rol pengering (cylinder drayer)


Text Box:
 












Gambar 5 – 5
Rol Pengering
Keterangan :
B = Rol Pengering (cylinder dryer)

Rol pengering (cylinder dryer ) terletak pada bagian depan mesin, rol dialiri uap panas, dan rol dilalui kain sehingga permukaan kain kekeringannya sama. Kondisi kain yang kering memudahkan timbulnya bulu pada proses penyikatan, dengan demikian bulu dapat terbakar sempurna dan hasilnya lebih rata. Pada kain yang sudah kering, pengeringan pada rol tidak perlu dilakukan untuk mengurangi biaya proses.






3.    Rol penyikat (brusing rol )


Text Box:
 





Gambar 5 – 6
Rol Penyikat
Keterangan :
C = Rol penyikat
Kain sebelum masuk ruang pembakar dilewatkan pada rol–rol penyikat. Rol–rol penyikat berfungsi untuk menimbulkan bulu pada permukaan kain. Selain itu dalam proses penyikatan juga terjadi proses penghilangan debu, potongan-potongan serat / benang.
Rol–rol penyikat ini terdapat dalam ruangan tertutup yang dihubungkan dengan kipas penghisap (Blower), rol–rol penyikat berputar dengan kecepatan tinggi dan arah putarannya berlawanan dengan jalannya kain.
Kedudukan rol–rol sikat dapat diatur mendekat atau menjauh dari kain tergantung pada tujuan yang diharapkan. Kotoran - kotoran yang berupa potongan serat/benang akan terhisap oleh kipas dan masuk ke kotak debu yang terdapat di luar ruangan.

4.    Ruang pembakar bulu
Pada ruang pembakar terdapat tungku (Burner) dan Rol pendingin (Cooling rol). Burner dialiri gas dan udara, api yang dihasilkan dari burner tersebut akan membakar kain.
Rol pendingin berfungsi sebagai landasan kain saat kain dibakar, api yang terus menerus membakar kain mengenai rol pendingin sehingga makin lama.
menyebabkan rol pendingin panas, untuk itu rol pendingin dialiri air dingin untuk mengurangi panas pada rol pendingin.
Text Box:  Adanya pembakaran dalam ruang pembakar menimbulkan suhu ruang tinggi, untuk menguranginya ruang pembakar dilengkapi dengan penghisap (exhause fan).



Text Box: Keterangan :
D = Ruang pembakar
E = Rol pendingain
F = Burner





Text Box: Gambar 5 – 7
Ruang Pembakar




Text Box: Keterangan :
1 = Tungku
2 = Lubang api
3 = Kain
4 = Api
Text Box:








Gambar 5 – 8
Burner


5.    Pengatur kecepatan
Pengatur kecepatan kain berfungsi untuk mengatur jalannya kain pada proses pembakaran bulu. Pengaturan kecepatan mesin pembakar bulu bergantung pada tebal tipisnya kain yang dibakar. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan memutar handle pengatur kearah kanan.
6.    Pengatur percampuran gas dan udara
Untuk memperoleh api yang berwarna biru kehijauan dilakukan dengan cara mencampur aliran gas dan udara. Percampuran antara gas dan udara tersebut dilakukan dengan mengatur kedudukan handle. perbandingan campu ran harus seimbang.






Text Box: Keterangan :
A = Kran udara
B = Kran Gas
C = Burner

Text Box:

 


















Gambar 5 – 9
Pengaturan Gas dan Udara

7. Bak pemadam api
Kain yang dibakar melewati bak yang berisi air sehingga api yang terbawa akan mati. Selain berisi air bak juga mengandung larutan penghilang kanji seperti enzim sehingga proses pembakaran bulu simultan dengan penghilangan kanji. Sistem ini banyak dilakukan pada industri tekstil. (lihat gambar 4- 10)
5.1.2.1 Pengoperasian Mesin
Untuk mengoperasikan mesin pembakar bulu ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu :

1.    Persiapan kain
Tumpukan kain pada palet yang telah disambung ditempatkan di bagian depan mesin kemudian dipasang pada mesin melewati rol–rol pengantar, rol penegang, rol pengering, rol penyikat, ruang pembakar, bak air, dan playtor

2.    Persiapan mesin
Mesin yang akan digunakan harus dalam siap operasi. hal hal yang dilakukan dalam persiapan meliputi kesiapan gas, kebersihan mesin, mengatur aliran air pada rol pendingin, aliran udara, bak air, dan panel– panel listrik.
3. Menjalankan mesin
Menjalankan mesin meliputi tahap penyalaan api dan mengatur kecepatan mesin.
Text Box:  Aliran gas dan udara dibuka burner dinyalakan, kemudian mesin dijalankan dengan cara memutar tombol pengatur kecepatan (speed). setelah mencapai kecepatan 20–40 meter/menit api didekatkan pada kain dan selanjutnya kecepatan diatur sesuai dengan kain yang dibakar.
Text Box: Keterangan :
G = Saturator


Text Box:  Gambar 5 – 10    Saturator

5.1.2.2 Pengendalian Proses
Bulu pada permukaan kain harus terbakar sempurna pada seluruh kain yang dibakar, untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan pengendalian proses dengan cara mengontrol pada seluruh bagian dan tahapan proses.

1 komentar: